简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoAFP/GettyImage caption Pasukan Demokratis Suriah, yang disokong AS, bertempur untuk men
Hak atas fotoAFP/GettyImage caption Pasukan Demokratis Suriah, yang disokong AS, bertempur untuk mengusir militan dari Baghuz.
Pasukan Demokratis Suriah (Syrian Democratic Forces, SDF), yang disokong Amerika Serikat, telah melancarkan serangan baru terhadap daerah kekuasaan terakhir kelompok ISIS di Suriah.
Kepala kantor media SDF, Mustafa Bali, mencuit bahwa pasukannya sedang dalam pertempuran langsung"
Kelompok yang menyebut diri mereka Negara Islam (ISIS) terpusat di desa Baghuz, Suriah timur. Setelah desa tersebut diambil alih, AS dan sekutunya diperkirakan akan mendeklarasikan secara formal akhir dari “khilafah” yang diproklamasikan oleh ISIS pada 2014.
Ada ribuan anak eks anggota ISIS di Irak dan Suriah, bagaimana menanganinya
Shamima Begum: Seperti apa kehidupan pasutri ISIS di Suriah?
Anak-anak anggota ISIS dilaporkan mengalami 'penyiksaan' di Irak
Meskipun telah kehilangan wilayah kekuasaannya, ISIS tetap dipandang sebagai ancaman keamanan besar yang mampu melakukan serangan di kawasan dan di seluruh dunia.
Kelompok tersebut pernah menguasai wilayah seluas 88.000 kilometer persegi, membentang sepanjang Suriah dan Irak. Mereka menerapkan aturan brutal pada hampir delapan juta orang, dan menghasilkan miliaran dolar dari minyak, pemerasan, perampokan, dan penculikan.
Apa yang terjadi di Suriah timur?
Setelah lima tahun pertempuran sengit, pasukan lokal yang disokong oleh kekuatan besar dunia telah mengusir ISIS dari seluruh wilayahnya, kecuali beberapa ratus meter persegi di dekat perbatasan Suriah dengan Irak.
Serangan pada hari Minggu dimulai pada sekitar 18.00 waktu setempat, dengan serangan udara diarahkan ke gudang-gudang senjata.
SDF dan pesawat koalisi terlibat dalam serangan, dan kubu militan kini terbakar.
Hak atas fotoAFP/Getty ImagesImage caption Ribuan penduduk, terutama perempuan dan anak-anak, telah meninggalkan desa Baghuz dalam sepekan terakhir.
Sebelumnya, SDF mengatakan bahwa mereka perlu memperlambat serangan “karena sejumlah warga sipil ditahan sebagai perisai manusia”.
Sekitar 3.000 orang dievakuasi pada hari Senin (04/03). Keesokan harinya, 3.500 lainnya menyusul, termasuk 500 militan.
Pada Rabu (6/3), ada tambahan 2.000 orang meninggalkan Baghuz, lansir kantor berita Reuters. Mereka dibawa ke pos pemeriksaan SDF tempat mereka digeledah, ditanyai, dan diberikan makanan serta minuman.
Kepala SDF, Mustafa Bali, mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada lagi warga yang keluar kota sejak hari Sabtu.
Ia juga mengatakan bahwa lebih dari 4.000 militan telah menyerah dalam sebulan terakhir. Lima petempur SDF yang telah disandera oleh ISIS juga telah dibebaskan,
Tapi Bali mencuit bahwa nasib lima tahanan yang lain belum diketahui, termasuk seorang pendeta asal Italia Paolo Dall'Oglio dan jurnalis Lebanon Samir Kassab.
Masih jadi ancama
Meskipun kehilangan hampir semua wilayah yang pernah dikuasainya di sepanjang Irak dan Suriah, para pakar yakin bahwa ISIS masih merupakan ancaman besar.
Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, berkata dalam sebuah wawancara pada hari Minggu bahwa kelompok tersebut masih memiliki petarung “yang masih tersebar di sekitar Suriah dan Irak dan [ISIS] sendiri berkembang di belahan dunia lain”.
Hak atas fotoAFP/AL-FURQAN MEDIAImage caption Pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa ISIS telah dikalahkan, tapi Bolton mengklarifikasi pernyataan sang presiden.
“Ia tidak pernah bilang bahwa kehancuran khilafah teritorial berarti akhir dari ISIS secara total,” ujarnya. Kami tahu tidak demikian."
Laporan Worldwide Threat Assessment, yang diajukan kepada Senat AS pada Januari, juga menyoroti bahaya kelompok ini.
Meskipun ISIS mungkin tidak akan langsung berusaha menaklukkan wilayah baru, laporan tersebut menilai para militannya akan berusaha untuk “memanfaatkan keluhan Sunni, ketidakstabilan sosial, dan melonggarnya pasukan keamanan untuk merebut kembali wilayah di Irak dan Suriah dalam jangka panjang”.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.