简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoGetty ImagesImage captionSeorang koki di restoran daging paus di Tokyo menunjukkan poto
Hak atas fotoGetty ImagesImage caption
Seorang koki di restoran daging paus di Tokyo menunjukkan potongan daging merah.
Melalui perburuan paus komersial pertama setelah larangan selama 33 tahun dicabut, daging paus kini dijual di Jepang dengan harga tinggi.
Potongan daging dari dua paus minke dijual menggunakan sistem lelang seharga 15.000 yen atau sekitar Rp1,9 juta.
Jepang mengundurkan diri dari Komisi Penangkapan Paus Internasional (IWC) pada 30 Juni demi bisa berburu paus secara komersial. Negara itu berdalih perburuan paus secara komersial dapat dilakukan secara berkesinambungan.
Walau dikecam berbagai kalangan internasional, Jepang berniat menangkap 227 paus untuk diambil dagingnya sebelum akhir 2019.
Hak atas fotoGetty ImagesImage caption
Seekor paus minke ditangkap pada Senin (01/07), dalam perburuan paus komersial pertama sejak larangan diberlakukan pada 1986.
Semua anggota IWC sepakat memberlakukan perburuan paus secara komersial pada 1986 guna melindungi hewan itu mengingat beberapa spesies terancam punah.
Kendati demikian, Jepang tetap melanjutkan perburuan paus dalam rangka penelitian sains. Tahun lalu 333 paus ditangkap.
Sempat dihentikan 30 tahun, Jepang lanjutkan praktik perburuan paus komersial
Dikecam luas, tapi mengapa Jepang 'ngotot' berburu ikan paus secara komersial?
Bangkai paus terdampar di Filipina, 40 kilogram kantong plastik dan karung beras ditemukan di perutnya
Kalangan pengritik mengatakan daging paus, yang populer di Jepang dan menjadi bagian dari budaya negara itu, masih disajikan di sejumlah restoran.
“Daging paus kalorinya lima kali lebih rendah dari daging sapi, tingkat kolesterolnya 10 kali lebih rendah, dan lemaknya dua kali lebih rendah dari daging ayam,” kata Mitsuo Tani, seorang koki di salah satu restoran penyaji daging paus yang tersohor di Jepang, kepada AFP.
“Daging paus sarat dengan zat bsi. Namun, di luar negeri, orang-orang tidak tahu hal ini,” tambahnya.
Hak atas fotoGetty ImagesImage caption
Seorang perempuan menyantap daging paus di depan restoran di Tokyo.
Yoshifumi Kai, kepala Asosiasi Penangkapan Paus jenis kecil di Jepang, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa penangkapan pertama pada Senin (01/07) termasuk “bagus”.
“Kami sama sekali tidak malu atas apa yang kami lakukan, itu alamiah,” kata Kai.
Dia berdalih jumlah paus yang akan ditangkap Jepang tidak menimbulkan ancaman terhadap populasi paus.
Namun, tidak semua sependapat dengannya.
“Ini adalah hari yang menyedihkan bagi perlindungan paus dunia,” kata Nicola Beynon dari Humane Society International.
Dia menuding Jepang memulai “era baru pembajakan penangkapan paus yang mengejutkan”.
Pada 2015, Badan Investigasi Lingkungan (EIA) mengklaim menemukan zat merkuri pada taraf yang tidak aman dari polutan laut di dalam semua sampel daging paus dan lumba-luma yang diuji.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.