简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoAgus Suparto/ Fotografer Kepresidenan/TribunImage captionMbah Moen alias KH Maimun Zuba
Hak atas fotoAgus Suparto/ Fotografer Kepresidenan/TribunImage caption
Mbah Moen alias KH Maimun Zubair bersama Presiden Joko Widodo.
Ulama karismatik dan tokoh senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), KH Maimun Zubair atau akrab dipanggil Mbah Moen, yang berusia 90 tahun, tutup usia di Makkah, Arab Saudi, Selasa (06/08) pagi WIB.
“Tadi pagi (Selasa), menjelang subuh, pukul 04.15 (WIB), beliau wafat di Makkah,” kata Sekjen PBB Arsul Sani kepada BBC News Indonesia melalui sambungan telepon, Selasa (06/08) pagi.
Arsul mengungkapkan, sebelum wafat, Mbah Moen, dalam kondisi sehat dan menerima banyak tamu, seperti para ulama Arab Saudi atau mahasiswa Indonesia yang berada di negara itu.
Belum diketahui kapan jenazah almarhum akan diterbangkan ke Indonesia. “Keluarga almarhum sedang bermusyawarah,” katanya.
Selain menjabat Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), almarhum Mbah Moen adalah pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
Hak atas fotoJafkhairi/ANTARA FOTOImage caption
Sesepuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), KH Maimun Zubair (kanan) bersama Menteri Sosial, Bachtiar Chamsyah (saat itui) berjalan bersama menuju ruang Rakernas pengurus harian DPP PPP di Novotel, Bogor, Jabar, Rabu (27/03/2007).
Mendiang dikenal sebagai sosok pemersatu di tubuh PPP dan kehadirannya dalam politik nasional juga diakui, kata Arsul.
“Kami kehilangan sosok pemersatu,” kata Arsul, mencoba menggambarkan peran penting almarhum di PPP.
“Kalau ada dua kelompok berbeda pendapat, beliau berusaha tidak berpihak dan tidak meninggalkan kelompok lainnya.”
Sejumlah laporan menyebutkan, almarhum pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama tujuh tahun. Setelah berakhirnya masa tugasnya, dia lebih banyak berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya.
Walaupun demikian, dia disebutkan pernah menjadi anggota MPR utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
Presiden Jokowi: 'Almarhum sangat gigih soal NKRI harga mati'
Di tempat terpisah, Presiden Joko Widodo turut menyatakan belasungkawa, menyebut Mbah Moen sebagai sosok kyai karismatik yang “sangat gigih dalam menyampaikan masalah NKRI harga mati.”
Presiden juga menceritakan kenangannya yang paling berkesan tentang Mbah Moen. Ia mengatakan telah dua kali berkunjung ke rumah sang kyai di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang.
“Pas ke sana pasti diajak masuk ke kamar beliau. Dan terakhir waktu itu saya dengan Mbah Moen juga salat Magrib berjamaah di kamar beliau. Beliau yang mengimami sendiri,” kata Jokowi di Istana Negara, Selasa (06/08).
Berita ini akan terus dilengkapi.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.