简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hantu Resesi Global Gentayangan Lagi
Foto: Presiden Joko Widodo Pada Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengungkap kekhawatirannya terhadap dinamika perekonomian dunia yang bisa semakin menimbulkan ketidakpastian, bahkan memicu resesi di banyak negara.
Jokowi menekankan di depan jajaran menterinya saat memberikan pengarahan dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
“Saya ingin kita semuanya tetap konsentrasi pada masalah yang berkaitan dengan pandemi dan juga yang berkaitan dengan gejolak ekonomi global, yang sampai saat ini belum berhenti, belum selesai,” kata Jokowi.
Salah satu yang menjadi sorotan utama Jokowi adalah ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Jokowi melihat, perang belum akan berakhir setidaknya dalam waktu dekat.
“Perang Ukraina masih belum berakhir dan kelihatannya menunjukkan tanda yang berkepanjangan, sehingga ketidakpastian global menjadi semakin tidak pasti,” kata Jokowi
Selain perang antara Rusia-Ukraina, Jokowi juga menyoroti dampak dari normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Menurutnya, kebijakan bank sentral AS akan memicu kenaikan inflasi.
“Dan ini akan memunculkan resesi di banyak negara. Oleh karena itu, pengelolaan ekonomi makronya harus betul-betul diikuti secara detail dan mikronya juga,” jelasnya.
Sebagai informasi, Bank Sentral AS diyakini akan semakin agresif dalam menormalisasi kebijakan moneter. Jika benar suku bunga mencapai 2,75-3% di akhir tahun ini, itu akan menjadi yang tertinggi sejak Maret 2008, lebih tinggi dari Maret 2019 di 2,25-2,5% yang pada akhirnya membuat perekonomian Negeri Adidaya melambat.
Inflasi yang tinggi, di level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, membuat The Fed menjadi sangat agresif dalam menaikkan suku bunga. Tetapi, agresivitas tersebut membuat banyak analis, ekonom hingga pelaku pasar memprediksi Amerika Serikat akan kembali mengalami resesi.
Apalagi, The Fed juga sudah menyatakan akan mengurangi nilai neraca (balance sheet) yang saat ini senilai US$ 9 triliun. Nilai neraca tersebut akan dikurangi secara bertahap.
Pada Juni, Juli, dan Agustus, dikurangi masing-masing US$ 47,5 miliar per bulan. Mulai September, nilai pengurangannya menjadi US$ 90 miliar per bulan.
Pengurangan tersebut membuat likuiditas di perekonomian akan terserap, artinya dukungan moneter untuk memutar roda bisnis semakin berkurang. Di sisi lain, dolar AS akan semakin kuat sehingga semakin membebani perekonomian.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Memilih platform trading yang aman dan andal menjadi kunci keberhasilan trader Indonesia pada 2025. MetaTrader 4 dari MetaQuotes dikenal luas sebagai salah satu aplikasi trading forex paling populer di dunia, namun masih banyak yang bertanya: metatrader 4 apakah aman untuk trader lokal?
Dunia trading forex di 2025 semakin kompetitif, dengan banyak broker berlomba menarik perhatian trader baru. Salah satu strategi pemasaran yang paling sering digunakan adalah No Deposit Bonus (NDB), di mana broker memberikan modal gratis untuk trading. Sayangnya, skema ini sering dimanfaatkan oleh broker tak bertanggung jawab, seperti kasus yang menimpa trader Indonesia dan luar negeri di Greede LTD, platform trading forex online.
Broker keuangan terkemuka merayakan satu dekade keunggulan dengan aksi layar di seluruh dunia yang ditonton jutaan orang. WeTrade, broker finansial internasional terdepan, merayakan ulang tahunnya yang ke-10 dengan peluncuran kampanye branding global, pembaruan nama domain, peningkatan alat trading, serta salah satu program loyalitas klien terbesar sepanjang sejarahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia trading online mengalami lonjakan minat yang signifikan di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya pengguna smartphone, banyak Android Package Kit (APK) trading bermunculan—terutama Android Package Kit trading tanpa deposit yang menjanjikan keuntungan tanpa modal awal. Tapi, apakah benar aplikasi semacam ini membuat pengguna bahagia atau justru sengsara?