简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Pada hari Kamis (22 Mei), indeks dolar AS mengakhiri tren penurunan tiga hari berturut-turut dengan lonjakan tajam, didorong oleh kombinasi faktor fundamental. Pertama, Dewan Perwakilan Rakyat AS melo
Pada hari Kamis (22 Mei), indeks dolar AS mengakhiri tren penurunan tiga hari berturut-turut dengan lonjakan tajam, didorong oleh kombinasi faktor fundamental. Pertama, Dewan Perwakilan Rakyat AS meloloskan proposal “Big and Beautiful Bill” dari Presiden Trump, yang mencakup pemotongan pajak besar-besaran dan peningkatan belanja fiskal. Harapan pasar terhadap stimulus fiskal ini mendukung penguatan dolar AS.
Sementara itu, data ekonomi zona euro menunjukkan pelemahan tak terduga. PMI sektor jasa turun ke level terendah dalam 16 bulan pada Mei, sementara PMI manufaktur hanya mencatatkan pemulihan ringan. Risalah rapat ECB terbaru menyoroti bahwa inflasi “mendekati puncaknya”, memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga pada bulan Juni, dengan probabilitas mencapai 90%. Euro pun tertekan secara sistemik, dan dolar kembali menjadi pilihan utama investor global.
1. Risiko Tersembunyi di Balik Kekuatan Dolar AS
Meskipun data PMI AS menunjukkan hasil di atas ekspektasi—PMI manufaktur awal: 50.9, PMI jasa awal: 54.8, dan PMI gabungan: 54.4—terdapat kekhawatiran struktural yang tidak dapat diabaikan. Indeks harga input melonjak ke 63.4, tertinggi sejak 2022, dan indeks harga penjualan juga naik ke 59.3. Sementara itu, ekspor sektor jasa jatuh secara tajam, dan waktu pengiriman manufaktur mencapai rekor tertinggi 31 bulan.
Kondisi ini menandakan kembalinya “inflasi yang didorong oleh biaya produksi”, suatu pola yang identik dengan awal stagflasi—kenaikan harga di tengah ekspor yang melemah, gangguan rantai pasok, dan hambatan output. Jika tren ini berlanjut, The Fed akan menghadapi dilema kebijakan moneter yang rumit.
2. Anomali Pasar Obligasi: Yield Curve Semakin Curam
Pergerakan pasar obligasi AS baru-baru ini memperkuat kekhawatiran stagflasi. Kurva imbal hasil obligasi AS mengalami “polarisasi”: ujung pendek naik karena data klaim pengangguran yang membaik (klaim awal turun ke 227.000), sementara ujung panjang naik karena kekhawatiran akan lonjakan pasokan obligasi.
Imbal hasil obligasi 30 tahun mencapai level tertinggi dalam 19 bulan. Pemerintah AS diperkirakan akan menerbitkan obligasi baru senilai USD 3,8 triliun, tetapi permintaan pada lelang tenor panjang mulai melemah. Dalam lelang obligasi 20 tahun pada Rabu, yield yang dihasilkan lebih tinggi dari perkiraan, menandakan berkurangnya minat jangka panjang. Menurut analis CreditSights, Zachary Griffiths, “Kurva permintaan jangka panjang untuk obligasi pemerintah tengah berubah, kekuatan pembeli tradisional melemah.”
Ketidakseimbangan ini menunjukkan bahwa pasar tengah merefleksikan perubahan ekspektasi ekonomi secara struktural, bukan sekadar fluktuasi emosional.
Kesimpulan: Fokus pada Lindung Nilai Risiko Struktural
Saat ini pasar berada dalam fase transisi menuju tatanan baru: dari stimulus fiskal AS, pelonggaran Eropa, inflasi yang kembali naik di AS, hingga rekalibrasi pasar obligasi dan koreksi harga emas. Ketidakpastian arah kebijakan dan risiko stagflasi menuntut pendekatan alokasi aset yang lebih defensif dan berorientasi jangka menengah. Meski volatilitas meningkat, emas tetap memiliki dukungan fundamental di tengah risiko utang kedaulatan dan tren real yield negatif.
Investor disarankan untuk memantau dinamika lelang obligasi AS, perubahan komposisi inflasi, dan ekspektasi kebijakan Fed untuk menilai nilai intrinsik emas secara dinamis.
Harga Emas Saat Ini
Setelah terkoreksi dari puncak jangka pendek di USD 3.308, harga emas menunjukkan stabilitas teknikal yang baik. RSI tetap di atas 50, menandakan tren naik belum sepenuhnya berakhir. Area support penting berada di USD 3.290–3.300. Jika mampu bertahan, ada potensi menguji kembali resistance kunci di USD 3.350. Namun, jika support ini ditembus, risiko koreksi lebih dalam ke sekitar USD 3.250 perlu diwaspadai.
Resistance: USD 3.350/troy ounce
Support: USD 3.200–3.220 / 3.248 / 3.300
Peringatan Risiko: Pandangan, analisis, harga, dan informasi lainnya dalam artikel ini hanya bersifat komentar umum pasar dan bukan merupakan saran investasi. Pembaca harus menanggung risiko sendiri dan bijak dalam mengambil keputusan.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.