简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Pada Senin pagi (26 Mei) waktu Asia, pasar emas mengalami tekanan jual mendadak. Harga emas spot sempat turun US$26 ke level terendah dua minggu di US$3.331,44 per ons. Pemicu utama koreksi ini adalah
Pada Senin pagi (26 Mei) waktu Asia, pasar emas mengalami tekanan jual mendadak. Harga emas spot sempat turun US$26 ke level terendah dua minggu di US$3.331,44 per ons. Pemicu utama koreksi ini adalah pengumuman pemerintahan Trump yang menunda penerapan tarif hukuman 50% terhadap Uni Eropa, yang menyebabkan sentimen safe haven melemah dan harga emas kehilangan dukungan jangka pendek.
Namun, dari sudut pandang makro yang lebih luas, tren pelemahan dolar AS yang berkelanjutan, apresiasi euro, serta dinamika antara ekonomi dan suku bunga antara AS dan Eropa dapat memberikan dukungan jangka menengah bagi harga emas. Apakah penurunan tajam ini menandakan akhir tren atau hanya jeda sementara? Artikel ini akan membedah prospek emas dari tiga faktor struktural utama.
1. Surutnya Permintaan Safe Haven: Mengapa Emas Jatuh Dalam Waktu Singkat?
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa tenggat waktu penerapan tarif mobil Uni Eropa diperpanjang hingga 9 Juli setelah berbicara dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Penundaan ini mengurangi kekhawatiran pasar atas memburuknya situasi perdagangan global. Emas, sebagai aset lindung nilai tradisional, mengalami aksi jual karena berkurangnya kekhawatiran risiko.
Reaksi pasar sangat cepat. Harga emas turun hampir 0,8% dalam satu hari, dengan tekanan jual aktif terlihat selama sesi perdagangan likuid. Fluktuasi harga yang didorong oleh berita semacam ini telah menjadi hal yang umum dalam perdagangan emas sejak awal 2025.
2. Tekanan Ekonomi Uni Eropa: Tarif Bisa Menjadi Pukulan Fatal bagi Jerman
Meskipun Trump saat ini menunda tarif, apabila tarif 50% benar-benar diberlakukan pada Juli, Uni Eropa akan menanggung beban besar. Menurut Kiel Institute for the World Economy, dampaknya sebagai berikut:
Ekspor UE ke AS bisa turun 20% dalam jangka pendek;
PDB Jerman tahun 2025 bisa berkurang 0,1%;
Jika Uni Eropa mengambil tindakan balasan, total kerugian ekonomi hingga 2028 dapat mencapai €250 miliar.
Data ekonomi terbaru dari zona euro menambah tekanan: PMI komposit zona euro turun ke 49,5 pada bulan Mei, di bawah ambang ekspansi, menandakan kontraksi sektor jasa. Meskipun sektor manufaktur mulai pulih, itu belum cukup untuk mendukung pertumbuhan keseluruhan.
ECB diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada 5 Juni, menurunkan suku bunga deposito ke 2,00%, dan mungkin memberi sinyal bahwa siklus pelonggaran saat ini mendekati akhir.
3. Struktur Pelemahan Dolar Masih Berlanjut, Emas Masih Memiliki Dukungan Menengah
Indeks dolar AS mencatat penurunan lima hari berturut-turut minggu lalu, dengan total pelemahan sebesar 1,9%—penurunan mingguan terbesar sejak November tahun lalu. Meski Menteri Keuangan AS Bensent menyatakan bahwa “dolar tidak benar-benar melemah, hanya mata uang lain yang menguat”, pasar tampaknya tidak sepakat.
Dana spekulatif terus keluar dari aset dolar. Menurut data CFTC, hingga pertengahan Mei, posisi short bersih dolar mencapai US$16,5 miliar—level tertinggi sejak September tahun lalu. Modal berpindah ke euro, NZD, AUD, yen, bahkan kembali ke emas.
Secara internal, analisis dari Peterson Institute for International Economics menyebutkan bahwa tarif 50% dapat memicu inflasi dan hambatan rantai pasok di AS. PDB kuartal ketiga diperkirakan melambat secara nyata, bahkan berisiko masuk ke zona kontraksi.
Kesimpulan: Koreksi Teknikal, Bukan Pembalikan Tren – Dolar Jadi Kunci
Penurunan emas kali ini lebih layak disebut sebagai koreksi teknikal dalam tren naik struktural, bukan pembalikan arah. Faktor kuncinya: apakah dolar bisa stabil, apakah perbedaan kebijakan AS-Eropa menyempit, dan apakah perang dagang kembali memicu permintaan safe haven.
Selama harga emas bertahan di atas US$3.300, masih ada peluang untuk kembali menguji level tinggi sebelumnya di US$3.435. Indikator RSI memang menurun, tapi belum masuk zona jenuh jual. Selama ketegangan geopolitik atau data ekonomi kembali memburuk, posisi long masih berpotensi untuk bangkit kembali.
Secara fundamental, emas tetap menjadi aset utama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan kebijakan global di tahun 2025. Emas bukan hanya lambang perlindungan risiko, tapi juga refleksi dari dislokasi sistem moneter global.
Harga Emas – Analisis Teknikal
Harga emas terkoreksi dari puncak mingguan US$3.365 karena tekanan ambil untung jangka pendek. Meskipun demikian, tren jangka menengah tetap bullish. RSI menunjukkan sinyal penguatan meski sedikit melemah, namun masih berada di atas garis netral 50. Disarankan untuk mempertahankan posisi beli jika sudah masuk di area bawah.
Resistensi: US$3.365 per ons
Support: US$3.248 / US$3.300 / US$3.335 per ons
Disclaimer: Analisis ini hanya bersifat komentar umum pasar dan tidak mencerminkan pendapat resmi platform. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab pembaca. Harap bertransaksi dengan bijak.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.