简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoBBC News IndonesiaImage caption Warga Larantuka khusyuk mengikuti ritual Semana Santa.
Hak atas fotoBBC News IndonesiaImage caption Warga Larantuka khusyuk mengikuti ritual Semana Santa.
Pemilu di Larantuka, Nusa Tenggara Timur, digelar bersamaan dengan dimulainya ritual Semana Santa. Banyak warga yang belum ke TPS karena mengikuti proses ibadah.
Ketika BBC News Indonesia mengunjungi Kapela Tuan Ma pada Rabu (17/04) pagi, salah satu tempat sentral dalam tradisi Semana Santa, beberapa warga sedang melakukan ritus mengaji Semana Santa.
Salah satunya, Maria Mince Fernandez Aikoli. Dia mengungkapkan belum sempat ke TPS karena masih disibukkan dengan ritual mengaji yang dimulai pukul 08.00 WITA.
Maria yang juga panitia Semana Santa mengaku ibadahnya sedikit terusik dengan pelaksanaan pemilu dan ritual Semana Santa yang terjadi berbarengan.
“Karena peziarah banyak saya usulkan pelaksanaannya ditunda karena memang mengganggu dan saya rasa banyak yang golput,” ujar Maria kepada wartawan BBC News Indonesia, Ayomi Amindoni dan Oki Budhi.
Tradisi paskah Semana Santa: Golput bayangi pemilu di Larantuka
Pemilu 2019: Semua hal yang perlu Anda ketahui saat datang ke TPS
Pemilu: Masalah distribusi logistik 'bisa perbesar' potensi kecurangan di daerah terpencil
Hal yang sama diungkapkan Bernadina Imakulata Tenis. Pemilu presiden dan pemilu legislatif yang digelar serentak juga membuatnya harus menghabiskan lebih banyak waktu di bilik suara.
“Ini membuat situasi dan tradisi Semana Santa jadi mungkin terganggu dengan aktivitas pemilu.”
Dia pun berharap pemerintah lebih memperhatikan waktu pelaksanaan pemilu agar tidak berbenturan dengan pelaksanaan tradisi di daerah.
“Saya mohonkan kepada pemerintah agar pelaksanaannya pemilu jangan berbenturan dengan tradisi di kota Reihna Larantuka. Sebaiknya pemerintah pusat lebih fokus melihat tradisi di kota-kota terpencil seperti di Larantuka agar tidak terjadi berbenturan seperti sekarang ini,” jelas Bernadina.
Hak atas fotoBBC News IndonesiaImage caption Yohanes Yance Nuhan, perpetu di Kapela Tuan Ana Larantuka.
Namun, pendapat sedikit berbeda diungkapkan oleh Yohanes Yance Nuhan yang menganggap “ada baiknya” kegiatan bernegara yang bertabrakan dengan kegiatan devosi.
“Kita betul-betul mempersiapkan diri untuk kegiatan Semana Santa, kita juga bisa mendoakan bagi figur-figur negara ini, supaya orang-orang terbaik yang memimpin negara ini,” ujarnya.
Dia mengatakan hal yang sama sempat hampir terjadi pada pemilu legislatif lalu, namun kala itu pemilu yang bersamaan dengan Hari Kamis Putih, berhasil ditunda.
Banyak kalangan menyebut bahwa pemilu yang berbarengan dengan tradisi Semana Santa akan membuat partisipasi warga untuk memilih menjadi rendah. Namun, Yance mengganggap kedua hal itu tak saling mengganggu.
“Tidak saling mengganggu karena kami bisa lebih dulu datang untuk memberikan suara. Sehingga setelah memberikan suara bisa kembali ke kapela,” ujar Yance yang sudah tiga tahun menjadi perpetu di Kapela Tuan Ana.
Ketika ritus mengaji semana di Kapela Tuan Ma dan Kapela Tuan Ana usai, tradisi Semana Santa akan dilanjutkan dengan liturgi lamentasi di Gereja Katedral Reinha Rosari pada Rabu (17/04) sore.
Setelah selesai lamentasi, umat membunyikan benda-benda seperti kaleng, seng ataupun benda lain, sambil berteriak “Trewa... trewa..!”, sebagai tanda bagi seluruh umat untuk memasuki masa berkabung menjelang tri hari suci Paskah.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.